3.6 KEBUTUHAN BEBAN JARINGAN DAN KONSEP KERJA PROTOKOLER SERVER SOFTSWIITCH

 AYO PAHAMI


A. KEBUTUHAN BEBAN (BANDWIDTH) JARINGAN Prosedur dalam menghitung bandwidth berhubungan erat dengan jenis aplikasi yang dijalankan dalam jaringan dan performa Service Level Agreement (SLA) untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Misalnya pada sebuah aplikasi ditetapkan memiliki kemampuan transfer data pada 200.000 Bps, hasil perhitungannya adalah 125.000.000/200.000 = 625 Mpbs. Jika jaringan tersebut cukup memadai dan dalam kondisi normal, 100 user konkuren

(terkoneksi terus-menerus) bukan menjadi halangan. Hal ini akan menjadi masalah jika memiliki jaringan sebesar 100 mbps, daya dukung untuk sekitar 60 user yang menjalankan aplikasi secara konkuren sudah sangat maksimal. Selain bandwidth, sistem koneksi VoIP juga mengalami perkembangan yang signifikan. Termasuk bentuk peralatan pun juga makin berkembang, tidak hanya dalam bentuk komputer yang saling berhubungan, tetapi jenis peralatan lain seperti pesawat telepon biasa terhubung dengan jaringan VoIP. Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telepon biasa. Salah satu dari elemen-elemen desain jaringan yang biasanya dioptimalkan dengan cara terbaik dengan mengkonfigurasi jaringan secara benar dari terminal luar adalah bandwidth.


1. Pengertian Bandwidth


Bandwidth disajikan sebagai ukuran dari banyaknya informasi atau data (bit) yang dapat dikirim dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu detik. Satuan yang digunakan dalam bandwidth adalah bps atau bit per second. Konsep bandwidth memiliki kelemahan utama, yaitu tidak dapat menghitung berdasarkan kondisi jaringan yang sebenarnya. Bandwidth bisa digunakan untuk mengukur aliran data analog maupun aliran data digital.



a. Klasifikasi Bandwidth


Satuan yang digunakan dalam bandwidth di antaranya bits, byte, kilo, mega, dan giga. Bandwidth dikategorikan menjadi bandwidth analog dan digital. Bandwidth analog adalah rentang antara frekuensi yang terendah dengan frekuensi yang tertinggi yang digunakan pada

transmisi sinyal radio (digital ataupun analog) dalam satuan hertz (hz) yang dapat menentukan banyaknya informasi yang dapat ditransmi sikan dalam suatu saat. Sementara itu, bandwidth digital diterjemahkan sebagai suatu jumlah atau banyaknya data yang dapat dikirimkan dan diterima melalui sebuah saluran komunikasi tanpa adanya distorsi dicapai waktu dalam 1 detik. Secara teori, untuk bandwidth berukuran 10 Mbps (10.000 Kbps) dapat mengirim atau menerima 400 e-mail dalam 1 detik. Sementara itu, untuk bandwidth 20 Mb (20.000 Kbps) dapat mengirim atau menerima 800 e-mail dalam 1 detik. Dengan demikian, makin banyak e-mail yang dapat dikirim atau diterima, arus transportasi data akan makin lancar dan kecepatan akses juga akan makin besar.


Kecepatan akses internet dapat diukur dari lebar pita (bandwidth) sebagai ukuran dari besarnya kapasitas untuk pemindahan atau transfer data. Makin besar bandwidth yang dimiliki, maka kecepatan aksesnya makin besar. Dalam pemakaiannya, internet memiliki kecepatan akses yang berbeda-beda tergantung kepada provider yang digunakan. Jika kecepatan akses internet suatu komputer adalah 56 Kbps berarti komputer tersebut dapat mendownload data sebesar 56 Kb dalam waktu 1 detik. Misalnya, diasumsikan dua unit komputer menggunakan ISP/provider yang sama, di mana komputer X memiliki bandwidth 10 Mbps, sedangkan komputer Y memiliki bandwidth 20 Mbps dan pada saat yang sama menerima/mengirim e-mail sebesar 25 kb




b. Konsep Bandwidth


Dalam istilah internet, kuota identik dengan alokasi/jatah yang diberikan ISP untuk pelanggan sebagai batas penggunaan internet dalam bentuk kecepatan/internet speed/bandwidth atau jatah berupa volume, akumulasi total data yang dapat di download dalam satuan Mb atau Gb. Kuota internet diklasifikasikan menjadi dua jenis, sebagai berikut.


1) Internet unlimited (kuota speed/bandwidth) Kuota speed hanya membatasi kecepatan download/upload saja dan tidak membatasi volume data yang bisa didownload/upload. Internet unlimited identik dengan batas kecepatan maksimal yang didapat ketika melakukan download/upload. Dalam hal ini, akses internet yang digunakan tidak akan diputus jika melewati batas kecepatan maksimal, karena user bebas melakukan download berapapun yang tanpa khawatir internet yang digunakan diputus karena habis kuota.


2) Unlimited speed (kuota volume base)


Unlimited speed (satuan Gb) identik dengan batas akumulasi total volume data yang bisa di download (unduh) dari internet Paket internet jenis ini akan menawarkan kecepatan yang tida dibatasi tetapi besar data yang bisa diunduh telah ditentukan. Ketik dalam mengunduh data dari internet melebihi volume yang tel ditentukan pada umumnya internet akan diputus atau diturunk kecepatannya. Namun demikian, hal tersebut tergantung p kebijakan operator yang bersangkutan.





Karena komputer saling bertukar informasi dengan mengirim das menerima data, maka konsep bandwidth internet dikategorikan sebag berikut. 1) Bandwidth Downlink (Batas Kecepatan Download)


Download identik dengan sebuah proses (mengambil) data dari perangkat lain atau internet dalam wujud text, gambar, pesan, video, dan lain-lain ke komputer tujuan dengan menggunakan jaringan komputer atau internet. Dalam hal in browsing pun bisa dianggap sebagai kegiatan download karena perangkat yang sedang digunakan sudah mengambil data dari internet. mengund


2) Bandwidth uplink (Batas Kecepatan Upload)


Upload diterjemahkan sebagai proses mengunggah atau mengirim data berupa text, pesan, gambar, video, dan lain-lain ke perangkat lain menggunakan jaringan komputer atau internet Misalnya saat mengunggah sebuah foto ke seperti Facebook/twiter, ataupun mengirim sebuah pesan melalui FB, BBM, WA, dan lain- lain sudah bisa dikategorikan sebagai upload.


2. Pengertian Throughput


Throughput tidak mungkin lebih besar dari bandwidth yang telah ditentukan, tetapi throughput bisa lebih kecil dari yang telah ditentukan. Dengan demikian, throughput identik dengan bandwidth yang sebenarnya (aktual) yang diukur dengan satuan waktu tertentu dan kondisi jaringan tertentu yang digunakan untuk melakukan transfer file dengan ukuran tertentu juga. Misalnya sebuah jaringan memiliki bandwidth sebesar 128 kbps dan mendownload sebuah file dari internet berukuran 200 kb. Secara teoritis, file tersebut seharusnya sampai ke komputer tujuan hanya dengan waktu 1.5625 detik (200/128), tetapi yang terjadi adalah file tersebut justru sampai di komputer tujuan dalam waktu 5 detik. Dengan demikian, bandwidth yang sebenarnya adalah 200kb/5 detik = 40 kbps. Beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya troughput pada saat mengirim dan menerima data lewat jaringan internet sebagai berikut.


a. Kualitas Jaringan


Jaringan ISP yang digunakan adalah wireless, pada umumnya akan lebih sering trouble karena rawan terhadap gangguan sinyal dari perangkat lain (interferensi) serta gangguan alam yang menyebabkan sinyal yang melemah seperti terhalang pohon, gunung, gedung, hujan.


dan lain-lain. Pada dasarnya, kualitas jaringan yang paling baik adalah jaringan kabel karena bebas interferensi. Beberapa faktor yang sering mengalami gangguan signal drop atau kualitas sinyal jelek (interfe- rensi) banyak ditemui pada pengguna internet wireless seperti GSM, CDMA, dan WIFI.


b. Jam Sibuk


Ketika semua user aktif maka paket data menjadi antre dan bisa mendapat speed lebih dari yang ditentukan pada saat sedikit user yang aktif. Jika pada jam-jam sibuk internet mendadak menjadi melambat, kemungkinan alokasi bandwidth ISP sedang penuh sehingga paket data yang kirim atau terima mengalami pending. Pada umumnya, ISP akan membuat pool di mana user akan ditempatkan dalam jumlah tertentu dan diberi alokasi bandwidth yang telah ditentukan.


c. Malware


Malware bisa membelokan trafik atau mengubah routing ke jaringan malware yang bersangkutan, sehingga perangkat komputer akan terasa lambat jika digunakan untuk mengakses internet. Di samping itu, keberadaan malware pada sebuah jaringan/komputer bisa berimbas pada penurunan kualitas jaringan, karena jaringan yang bersangkutan sibuk digunakan oleh malware. Muncul trafic tertentu pada pengguna internet seluler (GSM CDMA) meskipun internet tersebut tidak digunakan.


d. Kecepatan Uplink Server


Server yang digunakan website besar selalu mengalokasikan uplink yang besar! Jika pengunjung (visitor traffic) berlebihan, tidak menutup kemungkinan uplink tersebut akan segera habis. Oleh sebab itu, pada saat melakukan akses dan mendownload data server tersebut, kecepatan yang diperoleh tidak akan keluar sepenuhnya.




dan lain-lain. Pada dasarnya, kualitas jaringan yang paling baik adalah jaringan kabel karena bebas interferensi. Beberapa faktor yang sering mengalami gangguan signal drop atau kualitas sinyal jelek (interfe- rensi) banyak ditemui pada pengguna internet wireless seperti GSM, CDMA, dan WIFI.


b. Jam Sibuk


Ketika semua user aktif maka paket data menjadi antre dan bisa mendapat speed lebih dari yang ditentukan pada saat sedikit user yang aktif. Jika pada jam-jam sibuk internet mendadak menjadi melambat, kemungkinan alokasi bandwidth ISP sedang penuh sehingga paket data yang kirim atau terima mengalami pending. Pada umumnya, ISP akan membuat pool di mana user akan ditempatkan dalam jumlah tertentu dan diberi alokasi bandwidth yang telah ditentukan.


c. Malware


Malware bisa membelokan trafik atau mengubah routing ke jaringan malware yang bersangkutan, sehingga perangkat komputer akan terasa lambat jika digunakan untuk mengakses internet. Di samping itu, keberadaan malware pada sebuah jaringan/komputer bisa berimbas pada penurunan kualitas jaringan, karena jaringan yang bersangkutan sibuk digunakan oleh malware. Muncul trafic tertentu pada pengguna internet seluler (GSM CDMA) meskipun internet tersebut tidak digunakan.


d. Kecepatan Uplink Server


Server yang digunakan website besar selalu mengalokasikan uplink yang besar! Jika pengunjung (visitor traffic) berlebihan, tidak menutup kemungkinan uplink tersebut akan segera habis. Oleh sebab itu, pada saat melakukan akses dan mendownload data server ters


3. Kebutuhan Bandwidth dalam Jaringan Langkah-langkah mendasar dalam menghitung bandwidth, yaitu


menentukan jumlah bandwidth jaringan yang sudah ada dan menentukan penggunaan rata-rata aplikasi tertentu. Kedua hal tersebut dinyatakan dalam satuan Bps. Setelah memastikan besar bandwidth jaringan diperlukan, dilanjutkan dengan menentukan besaran bandwidth yang akan digunakan aplikasi. Pada sebuah jaringan diketahui menggunakan GbE (Gigabyte Ethernet) yang artinya tersedia dalam 125,000,000 Bps. Angka tersebut diperoleh dari melakukan perhitungan untuk setiap 1000 Mbps (untuk jaringan Gigabit) yang setara dengan 1 miliar bps dan membaginya 8 untuk mendapatkan byte sehingga hasilnya adalah 125,000,000 Bps.




Faktor-faktor yang memengaruhi bandwidth dan throughput, di antaranya topologi jaringan yang digunakan, perangkat jaringan yang digunakan, tipe data yang ditransfer, jumlah pengguna jaringan, spesifikasi komputer client/user, spesifikasi komputer server, serta induksi listrik maupun cuaca. Misalnya dengan menggunakan network analyzer dalam mendeteksi angka Bps dari aplikasi yang dikirim melintasi jaringan yang dilakukan dengan cara mengaktifkan kolom Cumulative Bytes pada network analyzer.


Pada tahap selanjutnya, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 

a. Menangkap traffic dari dan ke workstation pengujian yang menja-

lankan aplikasi


b. Pada jendela rangkuman decode, tandailah paket-paket pada awal transfer file.


c. Telusuri catatan waktunya setiap satu detik lalu lihat field byte kumulatif.


Dalam berbagai hal, bandwidth untuk jaringan adalah salah satu faktor penting dalam merancang dan memelihara LAN atau WAN yang dijadikan pedoman oleh seorang administrator jaringan. Oleh sebab itu, kebutuhan atas bandwidth dari satu jaringan ke jaringan lainnya bisa bervariasi. Sangat penting menentukan berapa banyak bit per detik melintasi jaringan dan jumlah bandwidth yang yang digunakan tiap-tiap aplikasi agar jaringan bisa bekerja cepat dan berfungsi dengan baik.


4. Keragaman Kebutuhan Bandwidth Sesuai Kebutuhan Perkembangan teknologi komunikasi satelit yang selalu dituntut untuk


mampu memberikan layanan  yang sifatnya broadband kepada pelanggan. Tersedianya bermacam-macam layanan yang bisa diberikan oleh satelit memiliki sifat dan karakteristik tersendiri, khususnya jika dilihat dari parameter akses jamak dan modulasinya. Peningkatan layanan dan pengguna dari satelit memberikan perhatian lebih banyak pada penggu- naan kapasitas transponder yang disediakan karena sifatnya adalah terbatas. Kebutuhan bandwidth satelit hasil perhitungan akan dibuat perkiraannya selama 10 tahun ke depan sehingga dapat dibuat roadmap kebutuhan bandwdith satelit nasional serta strategi pemenuhan kebutuhan bandwidth tersebut. Pemilihan parameter coding, modulasi, dan akses jamak untuk masing-masing layanan akan menyebabkan kebutuhan bandwidth akan berubah sesuai dengan parameter inputannya. Penelitian ini mencoba mengarah ke perhitungan kebutuhan bandwidth satelit untuk berbagai layanan yang tersedia di operator satelit di Indonesia.





Pemilihan parameter input seperti akses TDMA dan CDMA serta jenis modulasi yang digunakan akan memberikan pengaruh kepada kebutuhan bandwidth masing-masing layanan operator satelit, hingga pada akhirnya dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan bandwidth satelit secara nasional. Skenario pemilihan parameter input dapat dilakukan dengan memilih level modulasi yang rendah tanpa coding dan dengan memilih level modulasi yang tinggi disertai coding. Di dalam jaringan komputer, bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Suatu modem yang bekerja pada 57.600 bps mempunyai bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja pada 28.800 bps. Secara umum, koneksi dengan bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video presentation.


Oleh sebab itu, bandwidth lebih mengarah pada data rate yang didukung oleh koneksi jaringan yang terhubung ke jaringan serta mewa- kili kapasitas koneksi jaringan. Secara mendasar, bandwidth diekspresikan dalam istilah bit per sekon (bps) atau kadangkala byte per sekon (Bps). Misalnya sebuah jaringan Ethernet Gigabit 1000BASE-T yang menggu- nakan kabel UTP secara teoritis mendukung 1.000 megabit per sekon (Mbit/s). Namun, kondisi tersebut dalam praktiknya jarang bisa dicapai karena perangkat keras dan sistem perangkat lunak yang digunakannya ada kalanya berbanding terbalik. Sementara itu, pada hasil penelitian menunjukkan perbedaan hasil perhitungan di mana skenario kedua lebih membutuhkan bandwidth yang lebar sementara skenario pertama menghasilkan bandwidth yang lebih efisien. 



 

Komentar